Senin, 30 April 2012

SANDIWARA CINTA


LIRIK LAGU
REPVBLIK – SANDIWARA CINTA

Aku tahu ini semua tak adil
Aku tahu ini sudah terjadi
Mau bilang apa aku pun tak sanggup
Air mata pun tak lagi mau menetes

Alasannya sering kali ku dengar
Alasannya sering kali kau ucap
Kau dengannya seakan ku tak tahu
Sandiwara apa yang t’lah kau lakukan kepadaku

Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas tak berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati

Mungkin ini jalan yang engkau mau
Mungkin ini jalan yang kau inginkan
Kau dengannya seakan ku tak tahu
Sandiwara apa, ceritanya apa, aku tahu

Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas tak berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati

Jujurlah sayang aku tak mengapa
Biar semua jelas tak berbeda
Jika nanti aku yang harus pergi
Ku terima walau sakit hati
Ku terima walau sakit hati
(No. Post: L-02/CBDA.22/BLOGGER/2012)

Minggu, 29 April 2012

TINDAKAN KITA SEBATAS KITA MEMANDANG DUNIA


Bila kita memandang diri kita kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan kita jadi kerdil. Namun, bila kita memandang diri kita besar, dunia terlihat luas, kita pun bisa melakukan hal-hal penting dan berharga.

Tindakan kita adalah cermin bagaimana kita melihat dunia. Sementara dunia kita tak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri, agar kita bisa melihat dunia lebih indah, dan bertindak selaras dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahal dunia tak butuh penilaian apa-apa dari kita. Ia menggemakan apa yang ingin kita dengar. Bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya kita takut menghadapi diri kita sendiri.

Maka, bukan soal apakah kita berprasangka positif atau neegatif terhadap diri sendiri. Melampaui di atas itu, kita perlu jujur melihat diri sendiri apa adanya. Dan, dunia pun menampakkan realitanya yang selama ini tersmbunyi di balik penilaian-penilaian kita.

No. Post: M-02/CBDA.22/BLOGGER/2012

Selasa, 24 April 2012

PERMOHONAN DALAM BERDOA


            Anak-anak tampaknya lebih punya kebijaksanaan dibanding kita semua. Mark, tidak memohon kepada Tuhan untuk menjadi juara dalam setiap ujian. Mark, tidak memohon kepada Tuhan untuk meluluskan dan mengatur setiap hasil yang ingin diraihnya. Anak itu juga tidak meminta Tuhan untuk mengabulkan semua harapannya. Dia tidak berdoa untuk menang dan menyakiti yang lainnya. Namun, dia memohon kepada Tuhan agar diberikan kekuatan saat menghadapi itu semua. Dia berdoa agar diberikan kemuliaan dan mau menyadari kekurangan dengan rasa bangga.

Mungkin telah banyak waktu yang kita lakukan untuk berdoa kepada Tuhan untuk mengabulkan setiap permintaan kita. Terlalu sering juga kita meminta Tuhan untuk menjadikan kita nomor satu, menjadi yang terbaik, menjadi pemenang dalam setiap ujian. Terlalu sering kita berdoa pada Tuhan untuk menghalau setiap halangan dan cobaan yang ada di depan mata. Padahal, bukankah yang kita butuhkan adalah bimbingan-Nya, tuntunan-Nya, dan panduan-Nya?

Kita sering terlalu lemah untuk percaya bahwa kita kuat. Kita sering lupa dan merasa cengeng dengan kehidupan ini. Tak adakah semangat perjuangan yang mau kita lalui? Saya yakin, Tuhan memberikan kita ujian yang berat bukan untuk membuat kita lemah, cengeng, dan mudah menyerah. Sesungguhnya Tuhan sedang menguji setiap hamba-Nya yang shaleh.
(No. Post: R-01/CBDA.22/BLOGGER/2012)

KEKONTRASAN DALAM SATU RUANGAN


Ini adalah cerita di kantor tempat saya bekerja. Berada di lantai dasar (lantai 1). Ruangan di lantai dasar hanya dihuni oleh 2 (dua) seksi yaitu Seksi Pelayanan dan Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI). Tidak ada sekat yang memisahkan antara kedua seksi itu. Bisa saling melihat dan saling menyapa.

Anehnya, kedua seksi itu mempunyai karakter yang berbeda jauh. Dilihat dari segi kuantitas pekerjaannya, sebenarnya sama banyaknya. Berkas dan data yang dimasukkan lewat Pelayanan, semuanya akan dilempar ke PDI untuk direkam, selanjutnya diteruskan ke seksi terkait. Tetapi, jika dilihat dari segi penghuninya, oh, luar biasa perbedaannya. Orang-orang di Pelayanan di bawah pimpinan Washilatul Jannah yang notabene serius, semuanya juga ikut-ikutan serius. Mulai dari yang tua sampai yang muda semua bermuka serius. Hampir tidak ada candaan di sana. Adanya keseriusan. Sedangkan, orang-orang di PDI di bawah pimpinan Erlayas Banna Ginting yang notabene kocak, semuanya juga ikut-ikutan kocak. Mulai dari yang tua sampai yang muda, semuanya pada becanda. Bahkan hampir tak ada seriusnya. Rame.

Di Pelayanan, saking seriusnya, hampir jarang ada suara riuh di sana. Lah, di PDI hampir selalu rame dengan candaan khasnya masing-masing. Bahkan, kasinya pun ikutan becanda. Sungguh, terjadi kekontrasan di antara 2 (dua) seksi dalam 1 (satu) ruangan. Tapi itu benar. Jika semuanya serius, maka akan kelihatan kaku. Dan jika semuanya becanda, maka akan terlihat seperti hanya main-main saja. Dengan adanya keseriusan yang bersebelahan dengan kekocakan, keseimbangan pun tercapai. Ruangan pun jadi sempurna dengan adanya 2 (dua) hal yang berseberangan tersebut.

Fakta berbicara, ketika saya menanyakan kepada teman-teman seangkatan saya untuk memilih di antara 2 (dua) seksi tersebut, dan hasilnya adalah semuanya memilih PDI. Meskipun tercipta keseimbangan di ruangan itu, tapi ketika ada orang baru masuk ke area itu, dia pasti akan cenderung lebih memilih PDI daripada Pelayanan. Begitulah sebuah kekocakan. Banyak orang lebih memilih suatu hal yang serius tapi santai, bukan yang serius tapi kaku.
(No. Post: C-01/CBDA.22/BLOGGER/2012)

Senin, 23 April 2012

YAHOO.COM


Tahukah Anda?

Menurut beberapa survey, yahoo.com adalah website yang paling sering dikunjungi di seantero internet. Anda mungkin sudah tahu tentang hal itu, tetapi masih ada hal yang tersisa. Tahukah Anda apa arti kata ‘YAHOO’?

YAHOO, ternyata sebuah singkatan. Menurut informasi resmi dari perusahaan tersebut, YAHOO adalah singkatan dari ‘Yet Another Hierarchical Officious Oracle’ yang berarti ‘satu tempat bertanya segala tahu yang disusun bertingkat dan hirarkis’.

Memang susah menjelaskannya, baik dalam bahasa Indonesia ataupun Inggris. Lebih gampang menyebutnya YAHOO saja.
(No. Post: P-02/CBDA.22/BLOGGER/2012)

Minggu, 22 April 2012

B E R S A M A


LIRIK LAGU
RAISA - BERSAMA

Dalam doa, dalam nada
Ku persembahkan cintaku
Ku persembahkan anganku
Dalam harap, takkan hilang
Nada-nada terindah
Rasa-rasa terdalam

Mungkinkah dirimu merasa anganku
Tuhan sampaikan kita pada lembaran sama
Sejuknya hawaku bila di dekatmu
Ku ingin berada selalu bersama

Berikan semua restu-Mu adakah lindungan
Izinkan kita melewati segala suka dan duka bersama
Jaga dia saat ku tak di samping dia

Ku persembahkan cintaku
Rasa-rasa terdalam

Sejuknya hawaku bila di dekatmu
Ku ingin berada selalu bersama

Berikan semua restu-Mu adakah lindungan
Izinkan kita melewati segala suka dan duka bersama
Jaga dia saat ku tak di samping dia

Mungkinkah dirimu merasa anganku
Tuhan sampaikan kita pada lembaran sama
Sejuknya hawaku bila di dekatmu
Ku ingin berada selalu bersama

Ooo…. Yeee…. Yeee….
Melewati segala suka dan duka
Jaga dia saat ku tak di sampingnya
Berikan semua restu-Mu adakah lindungan
Izinkan kita melewati segala suka dan duka bersama
Jaga dia saat ku tak di samping dia
Ku tak di samping dia
Ku tak di samping dia aaa….
(No. Post: L-01/CBDA.22/BLOGGER/2012)

Kamis, 19 April 2012

MUDAHNYA MENGGENERALISASI KEBURUKAN


 
Karena nila setitik, rusak susu sebelanga. Peribahasa yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Dan memang peribahasa itu benar adanya. Artinya, makna dari peribahasa itu benar-benar terjadi dalam kehidupan nyata.
Memang, sudah menjadi ‘hobi’ setiap manusia kalau membicarakan masalah keburukan orang. Kebanyakan orang lebih mudah dalam mengingat keburukan orang lain dibandingkan kebaikannya. Tak perlu menyangkal! Itu sudah ketentuan mutlak bagi kebanyakan orang. Iya! Memang tidak semua orang seperti itu, tapi rata-rata (kebanyakan – red) orang lebih menyukai pembicaraan yang melibatkan keburukan orang lain.

Imbas sebuah penilaian negatif berujung sangat rumit. Dalam konteks individu yang berdiri sendiri, sekali dia berbuat buruk, selamanya akan ‘dicap’ buruk. Meskipun tidak selamanya melakukan perbuatan buruk, tapi penilaian awal tersebut masih tetap berlaku. Sedangkan, dalam konteks individu dalam sebuah kelompok atau organisasi, satu orang saja melakukan sebuah keburukan, semua orang di kelompok tersebut akan terkena dampaknya. Satu buruk, semua ‘dicap’ buruk.

Ini hanya pendapat saya saja:  penilaian yang semacam itu adalah tidak benar dan tidak dibenarkan. Setiap orang memang berhak menilai. Silakan menilai apa aja, terserah! Tapi sekali lagi saya tegaskan, saya sangat menolak penilaian yang semacam itu. Begitu mudahnya menggeneralisir keburukan sebuah kelompok hanya dari keburukan satu anggotanya saja.

Bayangkan, misalnya kalian adalah anggota sebuah kelompok atau organisasi. Tiba-tiba salah satu dari anggota kelompok kalian itu melakukan sebuah hal yang sangat buruk di mata umum. Lalu banyak orang menggeneralisasi bahwa semua orang di kelompok tersebut buruk. Apakah kalian terima? Pasti tidak (jika kalian termasuk orang yang baik dan masih punya otak). Yang buruk kan cuma satu, sedangkan yang baik pasti lebih banyak. Kalau penilaiannya hanya menggeneralisir pada yang jelek, terus bagaimana dengan yang baik? Tidak dihargai sama sekali bukan? Jika kalian di posisi itu, apakah kalian mau? Mau nggak?

Baiklah! Di antara sesama memang harus ada toleransi. Sebelum kata berucap, harus dipikirkan terlebih dahulu. Sebelum memberikan penilaian, pahami dahulu permasalahannya. Setelah memahami, bayangkan jika kalian di posisi itu. Nanti sikap toleransi itu akan muncul dengan sendirinya. Pesan saya: Jangan menggeneralisasi sebuah kelompok hanya dari satu atau dua anggotanya. Kenali semuanya kalau perlu. Ketika satu buruk, kenali dulu yang lain. Setelah tahu semuanya, barulah memberikan penilaian. Nah, penilaian semacam itulah yang menurut saya adalah penilaian yang bagus. Penilaian yang berdasarkan kenyataan, bukan penilaian yang berdasarkan penggeneralisasian.
(No. Post: O-01/CBDA.22/BLOGGER/2012)